Thursday, November 22, 2007

Tentang Hujan

Hari ini mendung pertanda tidak lama lagi hujan datang, dari kemarin aku menantikannya. Entahlah... rindu akan datangnya gerimis dan hujan makin besar saja. Aku menyukai hujan, hujan yang dimulai dengan gerimis, hujan yang kecil2 saja, bukan hujan yang diikuti oleh petir, angin dan halilintar. Tidak sekali dua kali orang2 bertanya kenapa aku menyukai hujan. Terlalu abstrak untuk aku jelaskan. Aku sangat menyukai tetesannya dengan irama yang membentuk sebuah melodi yang sarat akan ketenangan, keheningan dan kedamaian.

Beberapa waktu yang lalu saat aku masih kecil aku sempat takut pada hujan, tiap hujan datang aku selalu berlari sembunyi di pangkuan ibu sampai hujan reda

"Tidak usah takut nak hujan itu indah, hujan itu cantik" kata2 itu selalu ibu ulang2 saat aku mengadu padanya sambil mengajakku ke jendela menyaksikan titik2 air yang sebelumnya sangat aku takuti.

"Nak kenapa takut lihatlah hujan indah kan?"

"Hujan banyak hantunya bu" aku masih ingat alasanku dulu tentang hujan, ya aku takut kalau hujan akan banyak hantu.

"sayang... siapa bilang hujan banyak hantunya. malahan kalu hujan banyak bidadari lho"

"bener bu?" ucapku sambil memandangi telaga bening pada kedua matanya. Telaga yang selalu membuatku ingin berenang dan tenggelam hingga ke dasarnya.

"iya sayang makanya sekarang jangan takut sama hujan lagi ya" sejak saat itu hari2 masa kecilku aku lalui dengan keriangan tiap kali hujan datang. Ya...tiap hujan datang aku selalu berlari ke jendela berharap akan menemukan bidadari seperti yang ibu katakan. Bidadari yang bisa membawaku terbang seperti mimpi2 masa kecilku.

Hingga saat ini, aku masih sangat menyukai hujan, setiap kali hujan turun rangkaian kenangan itu terus saja bermunculan. Kenangan tentang sosok perempuan bermata bening sebening telaga yang selalu mampu menenangkanku dalam situasi apapun. Perempuan yang juga senang akan hujan sampai kepergiannyapun diiringi dengan hujan. Aku tidak tahu apakah sekarang dia masih menikmati indahnya hujan disana???

Aaaah, aku tak peduli aku hanya bersyukur telah diperbolehkan mengenal dan memiliki perempuan dengan mata sebening itu.

Meskipun sekarang hujan tak lagi turun, aku masih selalu bisa membayangkan riak2 kecil di telaga itu. Dan pada saat sekarang, saat aku menulis cerita ini, aku tidak tau, apakah memang hujan yang sedang turun atau air mata yang membasahi kelopak mataku.

Wednesday, November 21, 2007

Foto Kecil

Beberapa hari lalu karena bingung mau ngapain jadinya bongkar2 album foto dan ketemu foto2 jaman dulu, jaman masih imut bo' sampai ketawa2 sendiri. Lucu aja, ngga nyangka ternyata seperti itu saat masih kecil hehehehehe. coba aja liat :d jadul banget




Love is Cinta

Beberapa hari kok susah banget ya login ke blog padahal dah berkarung-karung cerita, eh giliran hari ini sudah bisa login malah ceritanya pada menguap entah kemana hehehe. Beberapa hari ini penyakit malasku kayaknya kumat so sekarang pengen posting all about "Love" aja deh (mumpung mood romantis lagi nongol hahaha)
APAKAH ITU CINTA?
Bila telapak tanganmu berkeringat,
Hatimu dag dig dug,
Suaramu bagai tersangkut di tenggorokan,
Itu bukan cinta,
tetapi SUKA.
Bila tanganmu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya
Itu bukan cinta tetapi BERAHI.
Bila kamu menginginkannya karena tahu Ia akan selalu berada di sampingmu,
Itu bukan cinta tetapi KESEPIAN.
Bila kamu menerima pernyataan cintanya Karena kamu tak mau menyakiti hatinya,
Itu bukan cinta tetapi KASIHAN.
Bila kamu bersedia memberikan semuaYang kamu sukai demi dia,
Itu bukan cinta tetapi KEMURAHAN HATI.
Bila kamu bangga dan selalu ingin memamerkannyaKepada semua orang,
Itu bukan cinta tetapi KEMUJURAN.
Bila kamu mengatakan padanya bahwa ia adalah Satu-satunya hal yang kamu pikirkan,
Itu bukan cinta tetapi GOMBAL.
Kamu MENCINTAINYA,
Ketika kamu MENERIMA KESALAHAN DIA,
Karena itu adalah bagian dari kepribadiannya.
Ketika kamu RELA MEMBERIKAN HATIMU, KEHIDUPANMU, BAHKAN KEMATIANMU;
Ketika HATIMU TERCABIK BILA IA SEDIH,dan BERBUNGA BILA IA BAHAGIA;
Ketika kamu MENANGIS UNTUK KEPEDIHANNYA
Biarpun ia cukup tegar menghadapinya;
Ketika kamu tertarik kepada orang lain
Tetapi kamu masih SETIA bersamanya.

CINTA adalah PENGORBANAN;
MENCINTAI berarti MEMBERI DIRI.
CINTA adalah KEMATIAN ATAS EGOISME dan EGOSENTRISME.
Kadang itu menyakitkan, tetapi itulah harga yang harus dibayar...Untuk sebuah CINTA...

Semua diatas adalah kata perumpamaan, tapi
Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dirinya.

Wednesday, November 14, 2007

Kisah Sepotong Martabak

Semalam seperti biasa numplek di kamar nonton tv sambil mengutak-atik 6680ku yang makin lama kok rasanya makin kadaluarsa ya. Bingung juga mau ngapain lagian sepi banget. Lama kelamaan kok pikirannya ke martabak manis garing rasa coklat keju yang made in holland itu. Kayaknya memang enak mendung2 gini minum teh hangat di temani makanan tadi hhmmmm yummi banget pastinya. Sambil tetap nonton aksi tante Mer yang emang jago akting itu, otakku kerja keras nih mikir bagaimana ya caranya mendapatkan martabak itu soalnya maleeesss keluar kalo mesti nunggu taksi ditambah lagi emang tempat si holland itu lumayan jauh. Jadilah contact name di HP diperiksa satu2 kali aja ada yg mau menjadi relawan mengantarku untuk mendapatkan sekotak martabak manis.
Singkat cerita setelah menghubungi beberapa orang yang semuanya tidak bisa dengan alasan macam2 akhirnya ketemu juga si kakak yang mau nganterin meski dengan rayuan pulau kelapa disertai memelas dikit. ngga sampai 10 menit aku sudah nangkring duduk manis di kursi depan sambil terus2an berterima kasih dan minta maaf sudah ngerepotin hehehe. sekitar 30 menit gerobaknya si holland udah di depan mata tapi rasanya pengen menghilang aja ternyata ternyiti si holland ngga jualan, hiks terbang sudah impianku menikmati sekotak martabak yang gurih. Akhirnya kita pulang dengan tangan kosong. si kakak nawarin alternative lain dan aku tertariknya malah ke roti bakar yang banyak berjejer sepanjang Jl. Mesjid Raya.
Sebagai ganti si holland jadilah mampir di gerobak yang jualan roti bakar dan martabak (yang jelas ngga seenak si holland'lah) sambil nunjuk setumpuk roti aku pesan yang rasa coklat keju, setelah bayar nunggu di mobil. Tidak begitu lama dibawain tuh pesanan aku langsung simpan aja di depanku.
Maka diantarlah aku pulang dan si kakak langsung ngacir disertai sekarung rasa terimakasih dariku. Sambil jalan ke kamar aku sudah membayangkan roti bakar yang hangat. Sesampai dikamar aku langsung buka bungkusan dan hasilnya aku tambah lemes+BT+sebel+mau marah+mau nangis pokoknya numplek deh. Akhirnya aku ngambil Hp dan smsan dengan si kakak
"sebeeeeeeeeeeeeellllllll tadi aku pesen roti bakar kok dikasih martabak sih"
"Lho kok bisa? jadi gimana tuh?"
"selera makanku jadi ilang aku kasiin tetangga aja."
"tadi salah pesan kali? kali aja kamu pesannya emang martabak"
"Gimana mau salah jelas2 aku pesen sambil nunjuk rotinya, emang penjualnya tuh yang dudulzz"
"iya iya emang penjualnya yang goblok daripada ngomel2 ngga jelas mending kamu tidur aja hehehe"
Gubraaakkk kayaknya aku salah tempat curhat deh hiks.
Sepertinya malam tadi emang bukan jodohku menikmati hidup. Satu lagi, pastinya bakal males beli jajanan lagi di tempat semalam siapa tau nanti pesannya roti malah di kasih granat hehehehe

Saturday, November 10, 2007

The heroes



SELAMAT HARI PAHLAWAN


"Anak-anakku, tentara Indonesia, kamu bukanlah tentara sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, dan sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah bahwa kemerdekaan suatu negara yang didirikan di atas timbunan ribuan jiwa harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia, siapapun juga" (Panglima Besar Jenderal Sudirman)

Friday, November 9, 2007

Cerita Jaman Kuliah

Kali ini saya mau cerita soal kampusku, entah kenapa kok jadi kangen pengen berkunjung ke kampus mungkin gara2 ketemu teman2 kuliah kemarin atau mungkin juga karena abis melihat-lihat album foto jaman2 kuliah dulu. Kalau mau jujur sih saya kuliah disini bukan karena kemauan saya, iseng2 aja pilihan ketiga UMPTN pilih Bahasa Inggris di kampusku itu dan ternyata malah itu yang lulus. "Inilah dunia kampus yang saya idam-idamkan dari dulu" itu pikiran pertama yang muncul waktu pertama kali menjejakkan kaki di kampus itu. Senang? pastilah yang ada dipikiranku suasana kampus seperti di film2, seperti di sinetron2 dan teman2 yang asik2. Kepanikan mulai muncul waktu saya ikut ospek. Saya yang dari kecil terbiasa hidup tenang dan jarang mengalami hal2 yang bersinggungan dengan kekerasan jadi shock sendiri. Bagaimana tidak selama ospek kami2 mahasiswa baru benar2 jadi bulan2an senior dibentak-bentaklah, dicaci maki bahkan ada beberapa yang dipukuli. Saya paling ingat ospek hari kedua, bertepatan dengan jam makan siang maba dikumpulkan, dibagikan makanan, saya masih anteng masih senyum2 becandaan sama teman sependeritaan yang duduk disebelahku yang akhirnya nanti jadi sahabatku. Pas buka bungkusan makanan stressku muncul bagaimana tidak waktu itu menunya nasi, sambel, ayam masak dan telur rebus. Oh my God pikirku, waktu itu aku ngga sukaaa banget sama yang namanya ayam masak lebih2 telur rebus jadi saya makan dan menyisakan telurnya ternyata bungkusan tuh diperiksa apa ada yang tidak menghabiskan jatah makannya. Saya dipanggil trus diintrogasi dan terakhir dipaksain untuk menghabiskan telur itu. Dengan susah payah saya memakannya sampai habis. hasilnya 5 menit kemudian saya muntah dan ngga berenti2 sampai sore sampai lemes. Senior yang maksa2 saya makan telur itu jadi merasa bersalah sendiri dan jadi keberuntungan buatku soalnya besok dan hari2 ospek selanjutnya dia selalu membelaku. Setelah ospek saya mulai enjoy dengan situasi kampus dengan rutinitas sehari2.
Seingatku sebulan setelah ospek sedang asik2nya kuliah di lantai 4 tiba2 ada yang teriak "teman2 yang masih kuliah Lariii, selamatkan diri masing2"
saya panik dan bertanya2 "ada apa?" sambil masukin barang2 ke tas.
"Pokoknya lari aja" itu yang mereka bilang.
dan semua terjawab setelah kami turun dari ruang kuliah, dimana2 ada orang2 yang bawa parang, senjata rakitan, busur dan macam2 lagi. Di tangga terakhir saya dan beberapa orang teman perempuan dihadang seorang yang membawa busur sambil ngomong gini "Nih cewe'nya FBS sandera aja" lemesss banget nih badan dengernya tapi entah kenapa orang itu masih berbaik hati membiarkan kami lewat kamipun bebas dan berusaha lari ditengah2 lemparan batu untuk keluar dari areal fakultas. ternyata siang itu terjadi tawuran lagi dan berita terakhir yang saya dengar beberapa teman sefakultasku masuk rumah sakit
"Duh ya Allah entah apa yang salah dengan kampusku, sepertinya saya harus membiasakan diri dengan situasi seperti ini".
Dan sejak saat itu pula saya sering bola balik menjenguk teman2 entah yang masuk rumah sakit atau ditahan di kantor polisi gara2 tawuran itu. saya juga sudah terbiasa tiap malam sehabis tawuran pasti ada yang telpon
"De' bisa minta tolong bawain makanan ke kantor polisi dari tadi siang belum makan"
"siapa suruh tawuran, enak kan hidup di sel" hehehe ingin rasanya menjawab seperti itu tapi saya tidak setega itu kok, mungkin juga itu alasan mereka menghubungi saya karena mereka tau saya tidak bakal menolak. jadilah kadang2 malam saya lalui dengan mengantar makanan ke kantor polisi hehehee.
Bagi saya, perkelahian memang adalah peristiwa yang akrab selama menjadi mahasiswa. Dan di Fakultas Bahasa dan Seni, Juli 2004 itulah saya kembali menjadi saksinya. Sebuah insiden yang membuatku menjadi orang yang agak paranoid. Siang itu sambil menunggu jadwal kuliah berikutnya kami duduk2 dibawah pohon salah sorang senior yang ikut kuliah di kelasku lagi tidur2an di bangku taman di depanku. Tiba2 dari arah depan muncul 3 orang yang langsung mengibaskan parang ke arah senior itu. setelah itu mereka lari "ya Allah apalagi ini" pikirku. waktu itu saya bingung tidak tau harus berbuat apa teman2 yang lain sudah pada berlarian menyelamatkan diri masing2. saya juga ingin sekali lari waktu itu tapi badan gemetar dan tidak bisa meninggalkan tempat. akhirnya saya memberanikan diri bersama seorang teman lain untuk membantu senior yang sudah berlumuran darah itu, dengan terpaksa temanku membuka jilbabnya untuk membalut luka kakak tingkatku itu mau gimana lagi alternatif lain ngga ada. dan sudah bisa ditebak selanjutnya terjadi tawuran besar2an lagi sampai2 gedung fakultas hancur2an, kantin fakultas terbakar dan beberapa kendaraan rusak. Sejak saat itu saya menjadi orang yang sangat tidak bisa menyaksikan kekerasan bahkan yang sekecil apapun.
Sebagai saksi dari begitu banyak tindak kekerasan yang muncul selama menjalani masa perkuliahan, sejak zaman Ospek hingga dihapusnya praktek perpeloncoan itu saya masih sering berpikir Inilah dunia kampus yang saya kenal! tak lebih dari tempat penampungan orang2 yang tak mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan senyuman, setiap masalah hanya punya satu solusi: Kekerasan!
Tapi bagaimanapun terlepas dari kejadian itu semua, saya bangga dengan kampusku, dari sana saya mendapatkan banyak ilmu, belajar tentang hidup dan kehidupan, menemukan banyak teman, bertemu dengan orang2 yang hebat dan sempat pula mengukir cerita cinta di sana.

Wednesday, November 7, 2007

tes...tes...tes...

Kemarin aku bolos kerja gara2 ikutan tes pns, biasalah buat nyari2 pengalaman (pufff gaya' padahal emang niat banget hehehe). Gila... banyak ya yang niat jadi pns, pas daftar sih memang sudah terasa ngantrinya tapi ngga nyangka banget bakal sebanyak ini yang ikut tes. Bayangin aja gelanggang olahraga penuh. Jadi kita tesnya di gelanggang olahraga duduknya dilantai gitu agak risih juga sih tapi yah mau gimana lagi untung aja aku bawa kertas kosong yang akhirnya beralih fungsi jadi alas duduk, tapi seru juga.

Aku datangnya telat (gimana mau keterima datang aja telat, bukan salahku kok datang telat salahnya jalan tuh kenapa macet pagi2 hehehe) jadinya aku ngambil posisi paling depan trus paling pinggiiirrrr. Jadi ingat jaman2 sekolahan dulu kalau porseni numplek di GOR nyorakin temen2 yang lagi main meskipun modal suara doang tapi ampuh kok. Yang duduk di sebelah kiriku cowo' tapi sayang bukan cowo' cakep hiks (wakakaka mau tes apa mau ngelaba seeehhhh) sebelnya lagi nih orang rese' banget suka nanya2 suka lirik2 lembar jawabanku mengganggu konsentrasi banget.


Aku itu orangnya ga bisa duduk diam lama2 jadi dikit2 aku berdiri kadang disorakin hehhe. Peduli amat ngga kenal juga lagian panitianya aja ngga protes kok.Udah punggung pegel ditambah lagi tangan pegel setelah berurusan dengan bulatan2 itu. satu lagi nih masalahnya kalau terlalu lama melihat lembar jawaban yang isinya bulatan2 itu aku jadi pusing. Tapi toh akhirnya selesai juga terisi semua pula. Benar salahnya entahlah hanya Tuhan yang tau hehehe.



Selesai tes aku sempat keliling2 bentar taunya ketemu sama temen2. teman dari segala macam penjurulah, ada teman kuliah dulu, ada teman sekolahan, bahkan ada teman sekantor heboh deh salah satunya itu tuh zilvi yang lagi serius ngisi lembar jawaban sampe ngga nyadar aku didekatnya. Pokoknya pas ketemuan pada nyerocos aja secara udah bertahun-tahun ngga ketemu eh ternyata ternyiti ketemunya ditempat kayak gini momen seperti ini pula hehehe jadi deh kita ngobrol ngalor ngidul ngga jelas mulai dari hasil pilkada sampai cerita soal kampus dulu.


Ketemu teman2 jadi kangen sama kampus tercinta sudah lama tidak pernah main ke sana gimana ya kabar kampusku sekarang. Ah cerita soal kampus nanti aja ntar yang baca pada bosan kepanjangan. intinya aku lega sudah coba2 ikut tes. minta doanya dong biar aku diterima soalnya berat banget nih masa seindonesia cuma mau diterima satu orang aja. Tapi kayaknya aku deh yang satu orang itu (wakakaka sok PD)

Saturday, November 3, 2007

Untukmu...

Bagaimana aku dapat melupakanmu
Padahal...
Tak pernah lagi kau berikan aku kecupan
Tak pernah lagi lagi kau berikan kemesraan seperti dulu
Tak pernah kau janjikan aku sesuatu
Tak pernah kau katakan cinta padaku
Tapi...
Dekapanmu tak sanggup aku lupakan
Aku cuma mau kamu tau satu hal
Cintaku untukmu...

Friday, November 2, 2007

Dear Ibuku Sayang...

Pagi itu matahari sudah beranjak tinggi. Dan Ibu begitu anggun menjumpai saya di depan pintu. Gegas saya rengkuh punggung tangannya, menciumnya lama.Ternyata rindu padanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ibu juga mendaratkan kecupan sayang di ubun-ubun ini, lama. "Alhamdulillah, kamu sudah pulang"itu ucapannya kemudian. Begitu masuk ke dalam rumah, saya mendapati ruangan yang sungguh bersih. Sudah lama tidak pulang.

Menjelang sore
"Nak tolong angkatin panci, airnya sudah mendidih" gegas saya angkat pancinya.
"Eh, tolongin bawa ember ini ke depan, Ibu mau menyiram". Sebuah ember putih ukuran sedang telah terisi air, juga setengahnya. Saya memindahkannya kehalaman depan dengan mudahnya. Saya pandangi bunga-bunga peliharaan Ibu.Subur dan terawat. Dari dulu Ibu suka sekali menanam bunga."Nak, Ibu baru saja mencuci, peras dulu, abis itu jemur yah" pinta Ibu.
"Eh, bantuin Ibu potongin daging ayam" sekilas saya memandang Ibu yang tengah bersusah payah memasak. Tumben Ibu begitu banyak meminta bantuan, biasanya beliau anteng dan cekatan dalam segala hal.

ketika saya menemaninya tilawah selepas maghrib. Tangan Ibu gemetar memegang penunjuk menelusuri tiap huruf al-qur'an. Dan mata ini memandang lekat pada jemarinya. Tangan itu terus bergetar. Saya berpaling, menyembunyikan bening kristal yang tiba-tiba muncul di kelopak mata. kesedihan itu muncul seketika entahlah saya tiba2 merasa sangat rindu pada ibu "Dingin" bisik saya, sambil beringsut membenamkan kepala di pangkuannya.Ibu masih terus tilawah, sedang tangan kirinya membelai kepala saya.Saya memeluknya, merengkuh banyak kehangatan yang dilimpahkannya tak berhingga.
Adzan isya berkumandang,Ibu berdiri di samping saya, bersiap menjadi imam. Tak lama suaranya memenuhi udara mushala kecil rumah. Usai shalat, saya menunggunya membaca wirid, dan seperti tadi saya pandangi lagi tangannya yang terus bergetar. "Duh Allah, sayangi Mama"spontan saya memohon. "Nak." suara ibu membuyarkan lamunan itu, kini tangannya terangsur di depan saya, kebiasaan saat selesai shalat, saya rengkuh tangan berkah itu dan menciumnya."Tangan ibu kenapa?" tanya saya pelan. Ibu hanya tersenyum maniss sekali.

Udara semakin dingin. Bintang-bintang di langit kian gemerlap berlatarkan langit biru tak berpenyangga. Saya memandangnya dari teras depan rumah. Ada bulan yang sudah memerah sejak tadi. Malam perlahan beranjak jauh. Dalam hening itu, saya membayangkan senyuman manis Ibu sehabis shalat isya tadi.Apa maksudnya? Dan mengapakah, saya seperti melayang. Telah banyak hal yang dipersembahkan tangannya untuk saya. Tangan yang tak pernah mencubit, sejengkel apapun perasaannya menghadapi kenakalan saya. Tangan yang selalu berangsur ke kepala dan membetulkan rambut ketika saya tergesa pergi sekolah. Tangan yang selalu dan selalu mengelus lembut ketika saya mencari kekuatan di pangkuannya saat hati saya bergemuruh.Tangan yang menengadah ketika memohon kepada Allah untuk setiap ujian yang saya jalani. Tangan yang pernah membuat bunga dari pita-pita berwarna dan menyimpannya di meja belajar saya ketika saya masih kecil yang katanya biar saya lebih semangat belajar.Sewaktu saya harus tinggal jauh darinya ,pesannya selalu saja datang. Dalam pesannya, selalu Ibu menyisipkan puisi. Ada sebuah puisinya yang saya sukai. Ibu memang suka menyanjung :

Kau adalah gemerlap bintang di langit malam Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah pendar rembulan di angkasa sana, Bukan!, kau lebih dari itu,
kau adalah benderang matahari di tiap waktu, Bukan!, kau lebih dari itu
Kau adalah Sinopsis semesta Itu saja.

Tangan ibunda adalah perpanjangan tangan Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah buku. Jika saya renungkan, memang demikian. Tangan seorang ibunda adalah perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta,ketulusan..Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan untuk sarapan? Pernahkan Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika mendoakan anaknya agar diberi Allah banyak kemudahan dalam menapaki hidup?Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan tempat tidur kita? Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua persembahan tangannya?.. Pernahkah. .?

Ketika akan meninggalkannya untuk kembali, saya masih merajuknya "Bu, kembalilah ke rumah,". "Ah, Ada ayah di sini dia. Dia menjaga Ibu dengan baik di sini. Kamu yang seharusnya sering datang, Ibu akan lebih senang" Jawabannya ringan.Tak ada air mata seperti saat-saat dulu melepas saya pergi. Ibu tampak lebih pasrah, menyerahkan semua kepada kehendak Allah. Sebelum pergi, saya merengkuh kembali punggung tangannya, selagi sempat , saya reguk seluruh keikhlasan yang pernah dipersembahkannya untuk saya. Selagi sisa waktu yang saya punya masih ada, tangannya saya ciumi sepenuh takzim.Saya takut, sungguh takut, tak dapati lagi kesempatan meraih tangannya,meletakannya di kening. Entahlah kepulanganku kali ini terasa lain

Dan ternyata semua pertanyaan dan keheranan saya terjawab sudah. Semuanya sudah berakhir. Perjalanan hidup ibu sudah ditutup hanya kenangan2 itu yang tinggal.

Ibuku sayang....
Aku tau dari sana kau juga membaca tulisan ini dan menemukan apa yang tidak tersurat sebagaimana cerita2 lalu yang aku keluhkan padamu disetiap kepulanganku. Aku berharap bisa menemukan wajahmu disetiap ruang dalam mimpiku.

ibuku sayang...
Terimakasih atas segala cinta yang telah ibu berikan padaku selama ini. tak perlu khawatir semua cukup, kalaupun yang ibu maksud adalah kebahagiaan saya bahagia kok teramat sangat bahagia. Saya senang dengan hidupku selama ini aku menemukan cinta itu darimu Ibu.
Semua tak akan sama sejak kepergiannmu tapi saya akan baik2 saja sebaik istirahatmu di sana.
I LOVE YOU MOM...