Monday, December 31, 2007

Happy New Year

Tinggal hitungan menit tahun 2007 akan terganti. Buatku nothing special in 2007. everything was lost. Tapi tidak apa2lah saya berharap 2008 akan lebih baik, semuanya akan berjalan lancar sesuai rencana. Dan yang paling penting semua impianku mudah2an bisa terkabul. Saya berharap di tahun 2008 akan hilang keegoisan makin banyak kasih sayang dan cinta kasih, makin banyak kedamaian dan makin banyak perhatian.



Masa lalu adalah transaksi yang dibatalkan
Masa depan adalah tawaran yang menjanjikan
Hari ini adalah apa yang kita pikir dan lakukan
(aaahhh I don't think so!)

Tuesday, December 25, 2007

DEDICATED TO MY FRIEND....

Aku terhenyak
Jejak kita sudah menapak di hari ini
Masih belia memang
Tapi...
Begitu banyak kisah yang tercetak
dalam memori hati
Begitu banyak tawa yang tercipta
sebanyak tangis yang terkenang

Terseok...
Akhirnya tiba juga hari ini
Masih belia memang
Tapi...
Begitu banyak janji yang tertabur
sebanyak kata yang teringkar

Setahun lalu
Terketuk pintu hati
Tersimpan segudang harapan
Terpendam sejuta impian
Indah memang

Hari ini...
Kutata hatiku
Kurayu jiwaku
Jangan pergi wahai harapan
Jangan hilang wahai impian
Akan kujaga
sampai akhirnya akupun tak sanggup lagi


()

Wednesday, December 19, 2007

Lebaran kali ini

Tidak terasa hari kembali membawaku ke lebaran kali ini, rasa syukur, gembira, haru bercampur jadi satu. Dengan hati riang pagi2 bergegas saya kemas barang2.


"Nak jadi pulang?" Masih terngiang suara berat Bapak semalam di telpon

"Iya pak, insyaallah besok saya pulang" jawabku sepenuh hati.


Satu persatu Pakaian saya susun di tas. Rasanya sudah tidak sabar lagi ingin segera tiba di rumah. Beberapa jam lagi lebaran sudah datang. Tahun2 kemarin diwaktu2 seperti ini semua sudah berkumpul, menu2 sudah disusun. Saat aku kecil terkadang tangan2 mungilku mencuri2 sepotong ayam goreng gurih yang terhidang di meja yang kata ibu jangan diambil dulu tunggu sampai semuanya kumpul.


Tiba2 aku terpekur, tanganku gemetar, Ya Tuhan lebaran kali ini takkan sama lagi takkan pernah sama. Tidak ada lagi kehangatan seperti dulu yang akan saya temui di rumah. Yang terbayang sekarang hanya kekosongan, dan pertanyaan2 mereka yang tak bisa saya jawab.


"bagaimana sudah ada kepastian?"

"Kamu sudah bukan anak kecil lagi, jadi kapan rencananya?"

"Usahakanlah sesegera mungkin!"

"Kami tunggu jawabanmu saat lebaran nanti!"


Pertanyaan itu berganti2 muncul di pikiranku. Apa yang harus saya katankan? Saya bingung dengan semuanya, seharusnya hari saya akan menikmati kepulangan dengan riang, jarang2 bisa ngumpul seperti itu tapi entahlah tiba2 saja terasa berat untuk pulang, terasa berat untuk bertemu dengan mereka. Meskipun rinduku sudah menggunung.

Hanya satu yang menguatkanku untuk pulang.....
Saya ingin mengunjungimu Bu!
Saya kangen!
(Selamat Hari Raya Idul Adha 1428 H)


Rumah itu...

Rumah itu Masih di sana
Kadang terlihat jelas
Kadang Buram
Menungguku

Tertatih
Aku berjalan bersamamu
Kadang aku merasa sendiri
Tapi bagaimanapun
Aku ingin segera sampai di sana
Bersamamu...

Sepanjang jalan
Tanpa sadar kakiku terkoyak batu
Batu mungil tetapi tajam
Menusuk kecil tetapi dalam
Sama...
Seperti kamu
Yang terkadang
Mengoyak hatiku tajam dan dalam

Rumah itu masih disana
Menungguku
Menunggumu
Entah kapan kita akan sampai

Saturday, December 8, 2007

Takut

Ingin aku mengucapkan kata-kata terdalam
yang mesti kuucapkan padamu;
tetapi tak berani aku, karena takut,engkau akan tertawa.
Itulah sebabnya mengapa kutertawakan diriku sendiri
dan kuremukkan rahasiaku dalam bergurau.
Kuringankan kepedihanku,
karena takut,engkau membuatnya demikian pula.
Ingin aku menyampaikan kata-kata paling benar
yang ingin kusampaikan padamu;
tetapi tak berani aku, karena takut,
aku tak akan terbalas dengan yang setara.
Itulah sebabnya mengapa kusamarkan kata-kataku dalam dusta,
mengatakan yang sebaliknya dari apa yang kumaksud.
Kubuat kepedihanku aneh kelihatan,
karena takut,kalau engkau akan membuatnya demikian pula.
Ingin aku memakai kata-kata yang paling tepat yang kusediakan bagimu;
tetapi tak berani aku,
karena takut,aku tak akan terbalas dengan harga setara.
Itulah sebabnya kusampaikan kata-kata keras padamu
dan kubanggakan kekuatanku yang kukuh padu.
Kulukai engkau,
karena takut,engkau tak pernah mengenal kepedihan sedikit juga.
Ingin aku duduk membisu di dekatmu;
tetapi tak berani aku,
karena takut kalau isi hatiku terluncur kebibirku.
Itulah sebabnya mengapa aku bicara
dan mengoceh dengan ringannya
dan menyembunyikan hatiku dibalik kata-kata.
Kuperlakukan kepedihanku dengan kasar,
karena takut,engkau akan memperlakukannya demikian pula.
Ingin aku pergi menjauh dari sisimu;
tetapi tak berani aku,
karena takut kecemasanku akan terbuka bagimu.
Itulah sebabnya mengapa kutegakkan kepalaku tinggi-tinggi,
dan tak peduli datang aku kehadapanmu.
Tusukan terus-menerus dari matamu membuat kepedihanku segar selalu.

Friday, December 7, 2007

Sungguh Tidak Mudah

Ternyata agak lama juga saya menelantarkan blog ini. bukan apa2 sih tapi waktu aja yang tidak ada (bilang aja malas hehehe.)

Beberapa waktu yang lalu salah seorang teman saya curhat kalau baru saja broke up. Kalau bukan kita yang mengalami dengan gampangnya kita bisa mengatakan ah persoalan sepele. Tapi bagaimana kalau kita yang mengalaminya. Cobalah beberapa detik untuk memikirkan hal ini.

Mungkin kita pernah mencintai seseorang begitu dalam? lalu karena suatu hal kita harus berpisah dengannya, lalu setelah itu kita berpikir kita tidak akan pernah bisa jatuh cinta lagi pada orang lain? Tapi setelah beberapa bulan kita menemukan orang lain, jatuh cinta lagi dan pacaran lagi?
Sudah berapa kali kita pacaran? 2 kali? 5 kali? puluhan kali? sudah berapa kali kita merasakan putus, patah hati, hopeless dan merasa tidak ada yang sebaik mantan kita itu, tapi toh akhirnya menemukan orang yang baru?
Dari patah hati setelah putus yang pertama kali itu dan akhirnya menemukan orang lain untuk dijatuhi cinta. Pacaran-pacaran berikutnya, kita akan berpikir "dulu juga aku bisa lupain mantan, sekarang juga pasti bisa"
But it just has never been easier. Berapa kali pun kamu mengalami putus cinta, 2 kali, atau bahkan perpuluh-puluh kali. Every time you feel it tetap aja terasa sakiiiittt. Meskipun dalam hati kita punya keyakinan dari apa yang didapat dari pengalaman masa lalu, itu tetap hanya menjadi sebuah keyakinan.
But the pain feeling, still the same, it hurts the same way...
Perasaan sedih ketika bangun tidur, ketika mau tidur, perasaan paling sedih itu paling besar pada saat kita sendirian dan bengong kan? Separah apapun kita berusaha menyibukkan diri dengan semua pekerjaan atau ngumpul2 sama temen2..tetap aja kita akan selalu punya waktu untuk sendirian..perasaan kalut saat sedang berada di keramaian orang...Perasaan benci ketika melihat orang lain lagi pacaran. Perasaan galau ketika melewati tempat2 yang pernah kita datangi sama orang itu...Perasaan "butterfly in stomach" ketika mendengar telepon berbunyi, ketika ada orang lain menyebut namanya apalagi kalau namanya pasaran, and anything around us that reminds us of him.
Kenapa kita terus terusan ingat sama dia padahal tau dia hanya bisanya nyakitin? Well, it has never been easier biarpun kita udah ngalamin 10 kali lebih patah hati...hahahaha...what I know is I could get thru this...kita nangis...puas2in nangis...tapi dalam hati yakin suatu hari nanti juga bisa lupain dia...meskipun sebenarnya beraaaaaatttt banget.

Apalagi jika yang mengalaminya perempuan. Dengan mudahnya laki2 itu bisa berkata jangan terlalu menggunakan perasaan, tapi ingat kodratnya wanita itu penuh dengan perasaan, meskipun itu bukan berarti perempuan tidak mempunyai logika.

Saat selesai mendengarkan teman saya curhat dan menemaninya ngobrol, saya berpikir sendiri begitu mudahnya saya memberikan saran tapi dalam hati kecil saya berkata bahwa sayapun akan merasakan hal yang sama seandainya saya yang mengalaminya.